Anda Pengunjung

  • CERPEN "Aku disini"



    Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan ketika kau menangis di pelukanku. Aku tahu kini kau sangat rapuh, aku tahu kini kau lemah karena semua peristiwa ini. Sambil menatapku lekat-lekat kau bercerita dengan iringan tangismu sambil sesekali sesenggukan.
    Kau bercerita betapa sakit yang kau rasakan karena dirinya, dirinya yang kau jaga selama ini, dirinya yang kau cinta selama ini dan dirinya yang kau percaya selama ini. Aku tahu kau sangat sakit atas semua penghiatan ini, akupun juga merasakannya, rasa sesal yang ku rasa karena akulah yang telah mengenalkanmu padanya membuatku benar-benar sesak. Tak dapat ku Bendung air mataku saat bajuku basah oleh tangismu, tak dapat ku katakan sepatah katapun karena termangu melihat tangisanmu yang semakin pecah, pelukmu semakin erat, akupun balik memelukmu makin erat, aku tahu yang kau butuhkan sekarang adalah tempat untuk bersandar, tempat untuk berkeluh kesah dan seseorang yang bisa mendengarkan ketika kau mengatakan bahwa kau benar-benar tak berdaya.
    Tangismu yang begitu menyesakan dada membuatku semakin bingung apa yang harus aku lakukan agar membuatmu tenang, apa yang harus aku lakukan agar bisa membuatmu berhenti dari tangismu. Sejujurnya, tak ingin ku lihat kau yang seperti ini. Kau tahu bahwa kau adalah sahabat yang paling tegar yang pernah ku kenal, tapi hanya karena satu kata bernama “cinta” kau hancur berantakan. Aku hanya bisa mendengarkan semua keluhmu yang membuatku begitu pedih, hanya itu yang bisa ku lakukan.
    Cukup lama kau memelukku sambil menangis, dan sedikit demi sedikit kau mulai meregangkan pelukanmu dan berusaha berbicara normal walaupun ku tahu itu tak mudah .
    “Maaf ya udah ngerepotin lo dengan semua cerita gw”. Ucapmu sambil sesekali sesenggukan
    “Jangan minta maaf sama gw, lo engga punya salah apapun sama gw, gue yg harusnya minta maaf karena gw yang ngenalin kalian”. Jawabku penuh rasa penyesalan.
    “Tenang, lo tahu gue kuat, I will be ok . Gw udh bilang dari awal, ini hidup gw, gue yang putusin dan biar gw yang rasain, Lo cuma penuntun gw untuk jalan kedepan, selebihnya biar gw yang rasain”. Katamu penuh semangat.
    “Tapi, gw bener-bener engga tau musti kayak gimana “. kataku tertunduk
    lemas.
                No more tiers for him after this”. Katamu sambil tersenyum.
    Aku cukup tenang dengan semua jawabanmu, walaupun aku tahu ini semua sangat sulit bagimu.
    Aku ingat semua kenanganmu dengannya, karena aku selalu ikut serta di dalam bahagia itu. Aku tahu kau begitu senang ketika laki-laki itu memintamu untuk menjadi bagian penting dalam hidupnya, akupun bisa merasakan betapa bahagianya kamu. Aku ingat kau selalu bersemangat ketika laki-laki itu menjadi topik perbincangan ringan kita, aku tahu betapa kau sangat tak ingin melepasnya, karena kau telah menemukan banyak hal dari dirinya. Aku cukup lega ketika aku dengar semua itu.
    Tapi, semua senyum itu berubah beberapa saat yang lalu ketika kau mulai menangis sambil memelukku, mungkin aku memang sok tahu, tapi aku memang benar-benar tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Aku bisa merasakan tanganmu yang gemetar saat memelukku, aku bisa merasakan betapa kau sangat hancur saat ini. Sekali lagi, aku hanya bisa diam.
    Tak pernah aku lihat rautmu yang seperti ini, sungguh sangat membuatku iba.
    ‘Teman, aku tahu ini sangat sulit bagimu, tapi maukah kau tersenyum untukku, agar aku tahu kau baik-baik saja, lupakanlah semua kejadian ini, rasakanlah bahwa kau terlalu berarti untuk menangisinya, ingatlah, masih banyak hal diluar sana yang lebih indah dari semua ini, aku bersedia tunjukan itu karena akupun merasakannya, maukah kau menggenggam tanganku, kan ku ceritakan banyak hal indah yang ku yakin akan membuatmu tersenyum, ini juga sebagai wujud dari penyesalanku karena mengenalkannya padamu.
    Teman, aku tak tahu dengan kalimat apa aku bisa membuatmu tenang, tapi aku yakin kau bisa merasakan rasaku yang ingin membawamu ke tempat yang lebih indah. Ingatlah bahwa aku dan teman-teman yang lain akan sangat sedih kalau kau terus seperti ini.
    Masih banyak hal yang harus kita lakukan dari pada terus terjun bebas kedalam masalah seperti ini. Aku tahu kau kuat, aku tahu kau tegar. Tunjukanlah dirimu yang sebenarnya, dan anggaplah ini adalah ujian menuju kedewasaanmu.’ Gumamku dalam hati.

                “You must be strong girl”. Kataku sambil tersenyum dan memelukmu

    JJJ

0 komentar:

Posting Komentar