Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan
ketika kau menangis di pelukanku. Aku tahu kini kau sangat rapuh, aku tahu kini
kau lemah karena semua peristiwa ini. Sambil menatapku lekat-lekat kau
bercerita dengan iringan tangismu sambil sesekali sesenggukan.
Kau bercerita betapa sakit yang kau rasakan karena dirinya, dirinya yang
kau jaga selama ini, dirinya yang kau cinta selama ini dan dirinya yang kau
percaya selama ini. Aku tahu kau sangat sakit atas semua penghiatan ini, akupun
juga merasakannya, rasa sesal yang ku rasa karena akulah yang telah
mengenalkanmu padanya membuatku benar-benar sesak. Tak dapat ku Bendung air
mataku saat bajuku basah oleh tangismu, tak dapat ku katakan sepatah katapun
karena termangu melihat tangisanmu yang semakin pecah, pelukmu semakin erat,
akupun balik memelukmu makin erat, aku tahu yang kau butuhkan sekarang adalah
tempat untuk bersandar, tempat untuk berkeluh kesah dan seseorang yang bisa
mendengarkan ketika kau mengatakan bahwa kau benar-benar tak berdaya.
Tangismu yang begitu menyesakan dada membuatku semakin bingung apa yang
harus aku lakukan agar membuatmu tenang, apa yang harus aku lakukan agar bisa
membuatmu berhenti dari tangismu. Sejujurnya, tak ingin ku lihat kau yang
seperti ini. Kau tahu bahwa kau adalah sahabat yang paling tegar yang pernah ku
kenal, tapi hanya karena satu kata bernama “cinta” kau hancur berantakan. Aku
hanya bisa mendengarkan semua keluhmu yang membuatku begitu pedih, hanya itu
yang bisa ku lakukan.
Cukup lama
kau memelukku sambil menangis, dan sedikit demi sedikit kau mulai meregangkan
pelukanmu dan berusaha berbicara normal walaupun ku tahu itu tak mudah .
“Maaf ya udah ngerepotin lo dengan semua cerita gw”. Ucapmu sambil
sesekali sesenggukan
“Jangan minta maaf sama gw, lo engga punya salah apapun sama gw, gue yg
harusnya minta maaf karena gw yang ngenalin kalian”. Jawabku penuh rasa
penyesalan.
“Tenang, lo tahu gue kuat, I will be ok . Gw udh bilang dari awal,
ini hidup gw, gue yang putusin dan biar gw yang rasain, Lo cuma penuntun gw
untuk jalan kedepan, selebihnya biar gw yang rasain”. Katamu penuh semangat.
“Tapi, gw bener-bener engga tau musti
kayak gimana “. kataku tertunduk
lemas.
“No more tiers for him after this”.
Katamu sambil tersenyum.
Aku cukup tenang dengan semua jawabanmu,
walaupun aku tahu ini semua sangat sulit bagimu.
Aku ingat semua kenanganmu dengannya, karena aku selalu ikut
serta di dalam bahagia itu. Aku tahu kau begitu senang ketika laki-laki itu
memintamu untuk menjadi bagian penting dalam hidupnya, akupun bisa merasakan
betapa bahagianya kamu. Aku ingat kau selalu bersemangat ketika laki-laki itu
menjadi topik perbincangan ringan kita, aku tahu betapa kau sangat tak ingin
melepasnya, karena kau telah menemukan banyak hal dari dirinya. Aku cukup lega
ketika aku dengar semua itu.
Tapi, semua senyum itu berubah beberapa saat yang lalu ketika
kau mulai menangis sambil memelukku, mungkin aku memang sok tahu, tapi aku
memang benar-benar tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Aku bisa merasakan
tanganmu yang gemetar saat memelukku, aku bisa merasakan betapa kau sangat
hancur saat ini. Sekali lagi, aku hanya bisa diam.
Tak pernah aku lihat rautmu yang seperti
ini, sungguh sangat membuatku iba.
‘Teman, aku tahu ini sangat sulit bagimu, tapi maukah kau
tersenyum untukku, agar aku tahu kau baik-baik saja, lupakanlah semua kejadian
ini, rasakanlah bahwa kau terlalu berarti untuk menangisinya, ingatlah, masih
banyak hal diluar sana yang lebih indah dari semua ini, aku bersedia tunjukan
itu karena akupun merasakannya, maukah kau menggenggam tanganku, kan ku
ceritakan banyak hal indah yang ku yakin akan membuatmu tersenyum, ini juga
sebagai wujud dari penyesalanku karena mengenalkannya padamu.
Teman, aku tak tahu dengan kalimat apa aku
bisa membuatmu tenang, tapi aku yakin kau bisa merasakan rasaku yang ingin
membawamu ke tempat yang lebih indah. Ingatlah bahwa aku dan teman-teman yang
lain akan sangat sedih kalau kau terus seperti ini.
Masih banyak hal yang harus kita lakukan dari pada terus
terjun bebas kedalam masalah seperti ini. Aku tahu kau kuat, aku tahu kau
tegar. Tunjukanlah dirimu yang sebenarnya, dan anggaplah ini adalah ujian
menuju kedewasaanmu.’ Gumamku dalam hati.
“You must be
strong girl”. Kataku sambil tersenyum dan memelukmu
JJJ
0 komentar: